Senin, 29 Desember 2014

Cantik Tapi Mematikan | Unik

 Cantik Tapi Mematikan | Unik



Cantik
Awan Cumulonimbus lah yang dicurigai menyebabkan pesawat AirAsia QZ 8501 hilang kontak, Minggu (29/12) pagi. Cuaca memang cukup buruk pagi itu dan tak heran kalau banyak awan raksasa di sepanjang jalur penerbangan. Awan ini secara penampakan memang indah, namun mampu mengacaukan laju pesawat.
 



Baru
AirAsia QZ850 rute Surabaya-Singapura sempat berusaha menghindari awan cumulonimbus sebelum menghilang pada 28 Desember 2014. Dan hingga kini posisi pesawat berpenumpang 155 itu masih dalam proses pelacakan.
 


Terbaik
Awan yang dimaksud bukan awan biasa, melainkan cumulonimbus. Cumulonimbus merupakan awan dengan massa besar. Kepala Sub Bidang Informasi Meteorologi BMKG Hary Tirto Djatmiko menuturkan, bentuk awan ini seperti bunga kol besar berwarna abu-abu yang menggantung di langit.
 



Terbaru
Awan ini terbentuk sebagai hasil ketidakstabilan atmosfer. Gesekan partikel-partikel di dalamnya dapat menimbulkan muatan listrik. "Biasanya lebih banyak terjadi di masa transisi atau pancaroba," tutur Hary.
 



Berita
Saat masa pancaroba, biasanya cuaca pagi hari cerah dan terik dengan kelembaban tinggi yang memicu rasa gerah. Pada waktu-waktu ini, proses pembentukan awan tengah berlangsung. Awan terus berkumpul semakin lama semakin besar.

Lalu seberapa berbahayakah awan ini bagi penerbangan?
 
Info
Executive Advisor Asosiasi Pilot Garuda (APG) Kapten Shadrach M Nababan menjelaskan, awan ini menjadi ancaman bagi proses penerbangan jika berada pada lintasan pendaratan pesawat. Karena awan jenis ini bisa memicu terbentuknya wind shear dan microburst.
 
Unik
Wind shear merupakan perubahan arah dan kecepatan angin yang terjadi tiba-tiba. Sementara microburst adalah angin yang menghempas ke bawah dan turun ke tanah yang menyebabkan perbedaan atau penyimpangan angin yang kuat. Microburst mampu menghasilkan angin lebih dari 100 mph dan bisa menyebabkan kerusakan yang signifikan.

0 komentar:

Posting Komentar